Showing posts with label Serba-serbi. Show all posts
Showing posts with label Serba-serbi. Show all posts

Tuesday, March 4, 2014

KECERDASAN JAMAK PADA ANAK

- 0 comments
Kemampuan anak balita dapat bekembang optimal apabila anak mampu mengembangkan kecerdasan jamak . Maksud kecerdasan disini tidak terbatas pada kemampuan anak yang terkait dengan kepandaian dengan prestasi akademik namun mencakup kemampuan lain yang terkait dengan semua bagian otak manusia. Hal ini dapat diwujudkan melalui kemampuan anak dalam berbicara, bermain dengan hitung-hitungan, berimajinasi dengan warna dan bentuk, mengekspresikan diri melalui gerakan, menangkap bunyi dan mengekspresikannya, kemampuan untuk bergaul dengan orang lain, kemampuan mengolah perasaan atau bnerkesenian, kemampuan mencintai alam dan lingkungan lebih luas lagi, seperti pada pemahaman alam semesta. Menurut Howard Gardner (2002),  kecerdasan jamak dapat diuraikan menjadi 9 kecerdasan, yaitu:



1.    Kecerdasan Bahasa (verbal-linguistik)

a.    Kecerdasan bahasa atau verbal-linguistik berkaitan erat dengan kata-kata, baik lisan maupun tertulis beserta dengan aturan-aturannya. Anak-anak yang memiliki kecerdasan bahasa menyukai kegiatan bermain yang memfasilitasi kebutuhan mereka untuk berbicara, bernegosiasi dan mengekspresikan perasaan. Anak yang cerdas dalam bahasa juga memiliki ketrampilan menyimak yang baik, dan memiliki minat terhadap buku.


b.    Cara belajar terbaik bagi mereka yang memiliki kecerdasan verba-linguistik adalah dengan mengucapkan, mendengarkan, dan melihat tulisan. Cara terbaik memotivasi mereka adalah dengan mengajak berbicara, menyediakan banyak waktu, rekaman, serta member peluang untuk menulis. 


c.    Pengasuh perlu menyediakan peralatan membuat tulisan, menyediakan tape recorder, sering mendongeng dan melakukan Tanya jawab. Menurut Gardner kecerdasan linguistic terletak pada otak bagian kiri dan lobus bagian depan.
[Continue reading...]

Gangguan yang Sering Ditemukan Pada Anak

- 0 comments


Terdapat beberapa gangguan yang sering ditemukan pada anak dan perlu diketahui orang tua atau pengaush sehingga dapat dilakukan tindakan penanganan dengan segera. Gangguan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut:

a.    Gangguan Bicara dan Bahasa
Kemampuan berbicara merupakan indikator seluruh perkembangan anak, karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya. Hal ini akan melibatkan aspek kognitif, motorik, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan dampaknya akan menetap.

b.    Cerebral Palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dari postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan suatu kerusakan atau gangguan pada sel-sel motorik pada susunan syaraf pusat yang sedang tumbuh atau belum selesai pertuimbuhannya.

c.    Down Syndrom
Anak dengan Down Syndrom adalah individu yang tidak dapat dikenaL dari fenotifnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor penting seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterlambatan untuk menolong diri sendiri.

d.    Perawakan Pendek
Atau disebut sebagai short stature merupakan suatu terminologi mengenai tinggi badan yang berada dibawah persentil 3 atau -2SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.

e.    Autisme
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak usia 3 tahun. Pervasif berati meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.

f.     Retardasi Mental
Merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan tingkat intelegensi yang rendah (IQ <70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal .

g.    Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hyperaktivitas (GPPH)
GPPH disebut juga sebagai Attention Dificultty Hyperactivity Disorder (ADHD).Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian dan seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
[Continue reading...]

Tindakan yang Dapat Dilakukan pada Anak

- 0 comments
Untuk menghindari kesalahan dari perlakuan orang tua atau pengasuh maka beberapa tindakan berikut ini, perlu dilakukan ;

a.    Perlakukan Anak sebagai Anak
Banyak orang tua atau pengasuh melihat dan memperlakukan anak sebagai orang dewasa kecil, bukan sebagai seseorang yang sedang tumbuh dan berkembang untuk kemudian menjadi dewasa. Karena itu orang tua atau pengasuh jangan beranggapan bahwa anak dapat berpikir dan bertindak seperti orang dewasa. Anak suka mengulang-ulang kegiatannya, memusatkan perhatian untuk waktu yang pendek, suka melakukan percobaan dan banyak kegiatan lain yang menurut pandangan orang dewasa sebagai kegiatan yang tidak bermanfaat dan membosankan. 

b.    Penuhi Kebutuhan Anak
Anak memiliki banyak kebutuhan, mulai dari kebutuhan makanan dengan gizi yang berimbang, lingkungan yang sehat dan aman, rasa aman, kondisi kesehatan yang prima, perasaan ”diterima”, kebutuhan unuk mengembangkan potensi diri, pengakuan atas harga diri mereka. Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan anak dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Memenuhi kebutuhan anak tidak sama dengan memanjakan anak.

c.    Beri Anak Kesempatan
Menerima anak sebagaimana ia adanya bukan hal yang mudah. Rasa takut ”kehilangan” anak yang selama ini menggantungkan hidupnya kepada kita  merupakan cara dari ketidakmauan orang tua atau pengasuh untuk memberi kesempatan kepada anak mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Beri kesempatan anak untuk mandiri, kesempatan untuk melakukan beragam kegiatan yang diperlukan dalam mengembangkan seluruh potensinya sesuai dengan tahapan perkembangannya. Orang tua atau pengasuh adalah fasilitator, pendidik, pelindung dan juga pengawas.

d.    Bimbing Anak Untuk Membawa Diri
Selama hidupnya manusia selalu berhubungan dengan orang lain. Demikian halnya anak, pertama-tama akan menjalin hubungan dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya, kemudian dengan tetangga, saudara, teman sebaya dan selanjutnya akan semakin memperluas pergaulan. Dalam pergaulan dimanan pun berada, selalu ada aturan atau etika serta sopan santun. Dengan memahmi etiket pergaulan akan memupuk kemampuan membawa diri dan menuntunnya kelak menjadi manusia yang sukses. Oleh karenanya, ajarkan bagaimana anak harus bersikap kepada orang lain, tata cara bersalaman, memberi salam saat bertemu serta beragam etika kesopanan lainnya sejak dini yang dapat dilakukan mulai dari dalam  keluarga.

e.    Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak
Berikan rasa ”mampu” kepada anak dengan cara memberikan pujian sewajarnya setiap kali anak dapat menyelesaikan sesuatu, betapa pun kecilnya. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri anak yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap perilakunya kelak, disamping juga berpengaruh terhadap prestasi dan kemampuan mereka untuk berkompetisi.
Anak sangat sulit untuk memahami dirinya, namun bukan berarti anak tidak dapat memahami dirinya sendiri. Konsep menemukan dirinya sendiri merupakan kesadaran atas keberadaan diri anak di lingkungannya sehingga akan menumbuhkan rasa ”diterima” oleh lingkungannya. Perasaan ini akan mengembangkan harga diri anak yang diperlukan sebagai kontrol diri atas segala perilaku dan ucapannya. Cara membimbingnya dilakukan dengan cara memberikan tugas atau kewajiban sebagai anggota keluarga, sesuai dengan kemampuannya.  

f.     Tanamkan Sikap Jujur
Kejujuran ibarat mata uang yang berlaku dimana saja dan kapanpun juga. Membohongi anak sama buruknya berbohong kepada orang lain di depan anak. Jangan pula terburu-buru memberi cap ”pembohong” kepada anak saat menceritakan imajinasinya. Anak balita belum bisa membedakan antara imajinasi dengan kenyataan.

g.    Jadilah Teladan
Mulailah tindakan dengan memberikan keteladanan. Anak merupakan peniru yang paling ulung. Segala yang dilihat, didengar dan dirasakan akan dapat ditirukan dengan tepat. Jangan lakukan apapun yang orang tua tidak ingin hal tersebut dilakukan oleh anak. Menjadi teladan bukan berarti menjadikan anak pengekor kita.
[Continue reading...]

Perlakuan Salah yang Sering Ditemukan Pada Anak

- 0 comments
Dalam memperlakuan anak balita, sering tidak disadari pengasuh atau orang tua, melakukan kesalahan dalam memperlakukan anak balita. Kesalahan perlakuan yang sering ditemukan meliputi: 

a.    Selalu Mencari Aman.
Melarang anak dan mengatakan ”JANGAN” kepada anak merupakan perwujudan keinginan orang tua. Larangan hanya akan membuat anak nekad melakukan kesalahan dan kesalahan yang lebih besar lagi dikemudian hari. Informasi yang tepat berguna bagi anak daripada melarang anak untuk melakukan sesuatu.

b.    Mengambil Alih Tugas Anak.
Ketidaksabaran dan keinginan untuk selalu mencari aman membuat orangtua tidak pernah memberikan tugas kepada anak dan bahkan mengambil alih tugas anak yang diberikan oleh gurunya atau orang lain. Keinginan oprang tua untuk menunjukkan bahwa anak tidak mengenal dan bahkan lari dari tanggung jawab. Anak tidak dapat dan tidak terbiasa menyelesaikan tugas, disamping anak juga tidak berkesempatan untuk mandiri. 

c.    Terlalu Berharap.
Adalah keinginan orang tua semata agar anaknya hafal nama-nama kepala negara seluiruh dunia pada usia 2 tahun atau pula anaknya menjadi rangking pertama di sekolahnya. Lebih parah lagi cukup banyak orang tua yang mendiktekan masa depan anak karena dirinya gagal mencapai cita-cita. Harapan yang berlebihan tidak hanya membuat anak tertekan tetapi juga akan menghantam balik akibatnya pada orang tua.

d.    Menyerahkan Kepada Orang Lain.
Kurangnya berkomunikasi dengan anak diperburuk dengan mudahnya orang tua menyerahkan begitu saja pengasuhan dan pendidikan anak kepada pengasuh, guru atau orang lain. Meski alasan ekonomi sering melatarbelakangi hal ini, namun kepedulian orang tua pada anak harus menjadi prioritas. Ketidakpedulian  orangtua terhadap aktivitas sehari-hari anak dapat mengejutkan orang tua pada saat anak melakukan sesuatu yang tidak diinginkan orang tua.

e.    Memberi Contoh Salah
Banyak orang tua yang tidak sadar akan perbuatan atau kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, mabuk dan berbohong. Sering pula orangtua tidak sadar mengajarkan berbohong atau perilaku tidak baik lainnya kepada anak. Orang tua sebagai model atas perbuatan dan kebiasaan yang akan ditiru anak.

f.     Melakukan Kekerasan
Kesalahan yang semuanya bersumber dari kesalahan orangtua, cepat atau lambat akan dilakukan anak tanpa sengaja. Ujungnya bukan orangtua introspeksi diri, bahkan sebaliknya yang dilakukan orangtua. Mulai dari memasang muka masam, menimpakan kesalahan kepada anak sampai kepada kekerasan fisik dilakukan orang tua bahkan sampai menghilangkan nyawa anak.
[Continue reading...]

Kebutuhan Psikologis Anak Balita

- 0 comments
Kebutuhan psikososial anak balita, yang dapat dilakukan orang tua atau pengasuh dapat mempengaruhi optimalisasi tumbuh kembang anak balita. Perilaku orang tua atau orang dewasa lainnya yang perlu diperhatikan, yakni:

a.    Akrab
Sejak anak masih dalam kandungan, orang tua harus menjalin akrab dengan anak, demikian halnya setelah anak mencapai balita, pengasuh atau pembimbing harus menjalin akrab dengan anak. Keakraban ini penting untuk memberikan rasa nyaman dan aman yang diperlukan anak untuk mengeksplorasikan lingkungannya. Tanpa rasa nyaman dan aman, anak akan menarik diri dari dunianya. Anak menjadi tidak terbuka dengan pengalaman dan kesempatan-kesempatan belajar, dimana hal ini akan dibawanya  sampai meninggal.   

b.    Disiplin
Disiplin tidak ada hubungan dengan hukuman dan aturan yang kaku. Disiplin lebih terkait dengan kebiasaan hidup teratur dan kebiasaan ini harus dimulai dari orang tua. Anak menyukai keteraturan dan rutinitas dan ini penting untuk membentuk pola kebiasaan, termasuk kedisiplinan. Kebiasaan hidup teratur dapat dilakuak melaui; kebiasaan mengembalikan barang ke tempatnya semula, membereskan mainan, merapikan meja setelah dipergunakan dsb.

c.    Hindari Kekerasan.
Marah kepada anak tanpa alasan yang dapat dipahami oleh anak sudah merupakan salah satu bentuik kekerasan. Menghukum baik fisik maupun mental termasuk memukul, mendiamkan anak, memasang muka cemberut, hanya akan membuat anak kehilangan percaya diri dan lebih jauh lagi anak akan kehilangan harga diri.

d.    Toleransi
Bertoleransi terhadap kesalahan anak, bukan kebalikan dari disiplin. Kesalahan yang dilakukan anak sering kali hanya karena perbedaan pandang kita sebagai orang tua atau orang dewasa dengan cara pandang anak. Menghargai perbedaan perlu dikenalkan pada saat anak mulai dapat berbicara dan bermain dengan teman sebayanya. Konflik yang sering terjadi karena kita tidak bisa menghargai perbedaan. Hal terkecil tetapi penting untuk dilakukan orangtua adalah mendengarkan dan menghargai pendapat anak. 

e.    Menjadi Motivator.
Anak tidak sekedar mencontoh dan anak tidak hanya membutuhkan keteladanan orangtua. Dorongan atau motivasi sering lebih penting daripada ajakan. Terlebih pada usia setahun, saat anak memerlukan kemampuan untuk mengontrol dirinya, motivasi berperan penting agar kelak tidak menjadi anak yang pemalu atau peragu. Dorongan orang tua akan muncul dengan sendirinya jika orangtua atau pengasuh sering mendampingi atau memfasilitasi kegiatan bermain anak. Tentu saja dorongan untuk mendikte yang sering muncul tanpa kita sadari harus benar-benar kita hindari.
[Continue reading...]
 
Copyright © . Only-me - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger